Cara Tepat Membidik/Menanam Saham




Bermain saham ibarat bermain dadu. Para investor selalu tergoda untuk lebih mengandalkan naluri, firasat, dan sentimen. Mereka merasa kurang sreg kalau hanya mendasarkan keputusan investasinya pada observasi, analisis, dan perhitungan yang rasional. Memang, dalam kenyataan, tak jarang faktor sentimen amat dominan sehingga yang telaten memerhatikannya `menang’ besar dalam pertaruhan harga.

Tapi, menjadikan sentimen pasar sebagai patokan utama dalam membidik saham di lantai bursa, bukanlah suatu keputusan bijak. Warren Buffet, seorang investor tersukses di abad ke-20 pernah berkata demikian: “Prinsip utama yang mesti dipegang teguh oleh setiap investor agar bisa sukses dalam berinvestasi saham ialah mendengarkan bisikan firasat (memakai kecerdasan emosional = EQ dan menggunakan nalar (kecerdasan intelektual=IQ). Kedua ‘kecerdasan’ itu mesti digunakan secara bersamaan sehingga dapat membuat keputusan investasi yang akurat.”



Meski mengusulkan kombinasi EQ dan IQ dalam berbagai kesempatan Buffet lebih getol memberi tip soal peran nalar dalam membuat keputusan investasi.

Buffet mengatakan, agar sukses di bursa saham setiap investor mesti memilih jenis saham yang prospektif atau saham berpotensi untuk bertumbuh secara konsisten dalam periode waktu yang panjang. Salah satu cara untuk dapat menentukan apakah suatu saham prospektif atau tidak ialah mencermati tren pertumbuhan profit perusahaan, khususnya EPS (earning per share) atau laba per sahamnya.

Menurut Buffet pada umumnya hanya perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan EPS-nya kecil, misalnya kurang dari 15 persen, lebih berpeluang untuk mempertahankan tren pertumbuhan profit secara jangka panjang. Sebaliknya, perusahaan yang membukukan tingkat pertumbuhan profit yang tinggi pada masa sekarang berpeluang untuk mengalami stagnasi atau kemerosotan profit pada masa datang. Alasannya sederhana, kesuksesan yang dicapai sebuah perusahaan merangsang perusahaan lain untuk melakukan persaingan.

Nasihat agar para investor bersikap rasional dalam berinvestasi di bursa saham dapat disimak dari berbagai gagasan dan tip yang disampaikan para guru investasi yang petuahnya diulas dalam buku ini.

Meski demikian belakangan ini berkembang pula suatu tren yang menganjurkan agar tak hanya mengandalkan emosi dan inteligensi, tetapi juga kekuatan spiritual (SQ) atau doa. Sebetulnya peran SQ dalam mengambil keputusan investasi bukanlah suatu hal Baru. Secara diam-diam, para investor yang beriman pada kekuatan Ilahi, selalu memberikan tempat khusus pada kekuatan atau pengaruh Roh Ilahi. Mereka selalu membawa rencana investasinya ke dalam doa. Dan, tak sedikit yang bersaksi bahwa melakukan keputusan investasi sembari memberi tempat secara benar pada ketiga unsur tersebut (IQ EQ,, dan SQ.), membawa mereka ke suatu pengambilan keputusan investasi yang bijak.

Buffet menambahkan, prinsip tersebut telah cukup teruji dalam risetnya atas 200 perusahaan terkemuka di dunia yang membukukan pertumbuhan profit yang tinggi pada periode 1970 hingga 1980. Ternyata, dari jumlah tersebut, hanya 10 perusahaan yang dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan profitnya di atas 15 persen hingga saat ini. Berdasarkan hasil riset tersebut Buffet memperkirakan bahwa tidak lebih dari 10 dari 200 perusahaan yang meraih profit benar pada tahun 2000 dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan profit tahunannya di atas 15 persen dalam periode 20 tahun ke depan.
Artikel "Cara Tepat Membidik/Menanam Saham" Di Posting oleh: Asep Wasir dari Blog blogkuring, dalam kategori bidik saham. Melalui permalink http://wandido.blogspot.com/2012/03/cara-tepat-membidikmenanam-saham.html. Rating: 1010 Voting: 2013, Tanggal Selasa, 27 Maret 2012, pukul 17.56. Anda dapat melihat tulisan menarik yang lainnya di bawah ini :

Tinggalkan Komentar :

 

Kunjungan:

Post Pilihan 2

Post Pilihan 3

© 2013 blogkuring
Themes by Askep