Gaul Itu Sebenarnya Apa Sih..?


Apa dan bagaimana sebetulnya gaul itu..?
Gaul” bukanlah sekedar kata. Namun sudah menjadi semacam istilah atau ungkapan yang ruang lingkupnya menyentuh berbagai perilaku atau gaya hidup remaja. Sayangnya, istilah atau ungkapan “gaul” yang sudah membudaya, disadari atau tidaK memiliki makna psikologis yang relatif cukup kuat berpengaruh dalam komunitas pergaulan remaja. Akibatnya karena ingin disebut “gaul”, tidak sedikit diantara remaja yang ikut-ikutan untuk segera memiliki pacar, minum-minuman, narkoba, atau yang lainnya termasuk acara nongkrong atau berkumpul dengan temannya. Entah di pinggiran jalan, di mal-mal, di tempat-tempat hiburan, dan lain sebagainya. Istilah mereka : “Gaul dooong..”

Bahasa gaul “Kasihan deh, Lo!”

Ungkapan seperti ini juga termasuk bahasa gaul yang masih cenderung normless. Sebab ungkapan tersebut seringkali terlontar pada saat yang tidak tepat. Sebagai contoh, saat Anda ingin mengikuti trend saat ini, namun teman Anda tidak mengikuti trend yang Anda kenakan, pasti ungkapan yang keluar adalah “Kasihan deh, Lo!”. Begitu pula dengan remaja yang membatasi diri dari perilaku lainnya yang sesungguhnya memang perlu atau harus dihindari karena tidak sesuai dengan nilai atau norma-norma agama.

Misalnya karena Anda tidak pernah datang ke diskotik sambil minum-minuman atau narkoba seks bebas ataupun perilaku negatif lain yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup remaja. Bisa juga ungkapan “Kasihan deh, Lu” ini tertuju pada remaja yang sama sekali tidak mengetahui berbagai informasi yang memang sesungguhnya juga tidak perlu untuk diketahui. Seperti tidak mengetahui siapa Manohara atau siapa yang nyanyi lagu “Tak Gendong”.

Bahasa Gaul “Nyantai aja, Coy!”

Ungkapan bahasa gaul “Nyantai aja, Coy!” sering kali ada kekeliruan dalam mengartikan. Tentu tidak masalah dalam kondisi tertentu kita “nyantai”, lebih tepatnya adalah “bersantai” atau istirahat untuk menghilangkan kepenatan. Namun yang akan menjadi masalah apabila “Nyantai aja, Coy” yang dilontarkan sebagian remaja seringkali bermakna ketidakpedulian terhadap kemajuan atau prestasi diri.

Misalnya, seorang remaja mengatakan, “Nyantai aja, Coy!” kepada temannya, karena temannya itu terlihat gelisah lantaran belum belajar untuk persiapan ujian besok pagi, “Nyantai aja, Coy!” terkadang bisa pula menunjukkan ketidakpedulian terhadap lingkungan sosial atau orang lain. Jika mau dicermati tentu masih banyak ungkapan : “Nyantai aja, Coy!” yang sering dilontarkan para remaja namun tidak sesuai dengan konteksnya bahkan menafikan keluhuran nilai-nilai akhlak, Repotnya, apabila mereka dinasihati untuk menjauhi berbagai perilaku yang tidak baik, termasuk dalam menggunakan ungkapan yang tidak tepat (karena tidak sesuai dengan konteksnya), maka dengan mudahnya mereka malah berbalik mengatakan, “Nyantai aja, Coy!”
                                                       Kucing Gaul Abis

Bahasa Gaul “Pede aja, lagi!”

“Pede” (PD) “bahasa gaul” adalah ungkapan perlunya seseorang untuk “percaya diri”, namun ternyata himbauan atau saran atau perlunya seseorang untuk bersikap “percaya diri” cenderung tidak dibatasi oleh norma-norma tadi. Ukuran “Pede” yang seharusnya berlandaskan pada keluhuran nilai-nilai moral dan agama terkikis oleh hal-hal yang bersifat fisik dan kebendaan. Contoh : seseorang akan merasa “pede” karena kecantikan atau ketampanan yang mereka miliki, Pede hanya kesekolah atau kekampus membawa motor atau mobil, “pede” lantaran kekayaan Bapaknya, dan lainnya. Sedangkan merasa “pede” setelah memakal deodoran di ketiak, tidak menjadi masalah. Ukuran “pede” seperti itu, pastinya tidak bermutu, selain juga keliru. Pasalnya, pemahaman “pede” harus lebih ditempatkan dalam ukuran atau standarisasi nilai-nilai ahlak. Bukan karena landasan fisik dan kebendaan semata.

Cobalah untuk Membudayakan bahasa gaul yang positif

Berbagai ungkapan seperti: “Gaul, dong!”, “Pede aja lagi!”, “Kasihan deh, Lo!”, “Nyantai aja, Coy!” atau mungkin berbagai ungkapan lain, dalam konteksnya sekali lagi seringkali tidak tepat atau tidak dibatasi oleh nilai-nilai : baik atau buruk. Karena ungkapan-ungkapan “bahasa gaul” itu mempunyai pengaruh psikologis yang relatif cukup kuat dalam mempengaruhi seorang remaja dalam komunitas pergaulannya, maka perlu adanya semacam upaya membudayakan “bahasa gaul” yang “positif” di kalangan mereka.

Contoh yang benar menggunakan ungkapan-ungkapan tersebut disesuaikan dengan konteksnya atau sejalan dengan nilai-nilai moral adalah sebagai berikut :

Ungkapan Nyantai aja, Coy!

“Kalau kita sudah belajar dengan maksimal, nyantai aja menghadapi ujian.”

Ungkapan Pede aja, lagi!

“Kalau sudah belajar, pede aja lagi!”
“Kalau kita berada dalam kebenaran, pede aja lagi!”
“Kalau sudah berpakaian sopan, kenapa mesti tidak pede!”

Ungkapan Gaul dong!.

“Sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, gaul dong dengan buku!”
“Masak pelajar atau mahasiswa gaulnya dengan ngedrugs, nongkrong, ngeceng, lagi”.
“Masak remaja muslim gaulnya seperti itu. Gaul dong dengan remaja masjid”.

Ungkapan Kasihan deh, Lo!

“Kasihan deh Lo! Masak ngaku pelajar atau mahasiswa tapi berurusan dengan polisi (karena terlibat narkoba misalnya).”
“Masak seorang muslim tidak bisa baca Al Quran. Kasihan deh, Lo! “

Sebagai remaja yang memiliki kemampuan berpikir, tentu Anda tidak mau dong termasuk orang yang “asbun” alias “asal bunyi” dalam bicara. Nah karena itu, sebaiknya kita meninjau kembali apakah “bahasa gaul” yang setiap hah kita gunakan itu sudah sesuai tidak konteksnya dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Biar nggak asal bunyi.

Bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan pribadinya. Silakan saja menggunakan “bahasa gaul” sebagai cerminan bahwa Anda memang remaja yang senang bergaul. Namun hati-hati, jangan karena kita merasa bangga jadi “anak gaul” tetapi “bahasa gaul” yang Anda gunakan tidak tepat konteksnya atau bertentangan dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Sebab jika demikian bisa-bisa kita justru disebut “anak yang salah gaul”
Betikut beberapa hal yang perlu diperhatiin untuk jadi anak gaul:
1. Miliki kepribadian yang OK, seperti baik, ramah, dan bersikap suka menolong.
2. Cintailah dirimu sendiri
3. Ringan tangan yang tanpa pamrih
4. Jadilah pendengar yang baik
5. Miliki sikap PD (dalam hal positif)
6. Milikilah sikap yang easy going alias asyik dan positif
7. Berilah pujian yang tulus kepada teman
8. Berterima kasihlah dan jangan bersikap sombong
9. Pandanglah lawan bicaramu saat berbicara
10.Perhatikan hal-hal kecil yang ada pada temanmu
11.Jangan menjadi si jutek
12.Jangan menjadi orang yang menyebalkan, egois, pelit dan tidak solider
13.Jangan cepat marah
14.SMILE ... SMILE ... smile ... senyum adalah modal penting buat gaul
15.Jangan pilih-pilih teman, Tapi juga ga asal ikut ikutan
16.Be YourSelf!
17.Tunjukan semua bakat dan potensi yang kamu miliki
18.Jangan mudah mengeluh
19.Jangan membicarakan dirimu terus
20.Peka terhadap suasana hati teman
21.Jangan bersikap plin-plan
22.Be Creative
23.Jangan pernah mendendam
24.Cuekin orang yang suka berpikir negatif
25.Jangan jadi orang yang negatif thinking
26.Tujukan jiwa kepemimpinanmu,(walaupun bukan BOSS)
27.Coba hal baru yang positif
28.Milikilah ambisi yang positif
29.Jangan bau badan dan bau mulut
30.Penampilan rapi, dan modis (ga perlu keren banget yang penting sopan)
31.Berani mengeluarkan pendapat yang positif
32.Jauhi NARKOBA (harus tau bahaya narkoba)
Mudah mudahan bermanfaat.....
Artikel "Gaul Itu Sebenarnya Apa Sih..?" Di Posting oleh: Asep Wasir dari Blog blogkuring, dalam kategori . Melalui permalink https://wandido.blogspot.com/2012/04/gaul-itu-sebenarnya-apa-sih.html. Rating: 1010 Voting: 2013, Tanggal Senin, 30 April 2012, pukul 19.59. Anda dapat melihat tulisan menarik yang lainnya di bawah ini :

Tinggalkan Komentar :

 

Kunjungan:

Post Pilihan 2

Post Pilihan 3

© 2013 blogkuring
Themes by Askep